Senang rasanya melihat anakku Aimee Raya Hardono sudah bisa makan sendiri. Memang beberapa nasi atau lauk terkadang masih jatuh di meja, namun semangatnya yang mau belajar makan sendiri itulah yang membuat saya kagum sekaligus bangga. Dalam beberapa kali kesempatan makan, anakku Aimee Raya Hardono justru lebih sering meminta untuk makan sendiri daripada disuapin. Porsi yang masuk ke mulutnya untuk sekali makan bisa dikatakan banyak untuk ukuran mulut seorang bocah yang baru berusia 3 tahun. Nasi ditambah sayuran ditambah lauk dia ambil pakai sendok lalu di makan. Kadang ingin saya cegah soalnya terlalu banyak namun sering saya urungkan, kalau bocahnya gak masalah kenapa harus dicegah. Lagipula setelah beberapa kali makan biasanya porsinya di sendok itu akan dia kurangi sendiri. Ime sudah paham kalau memasukkan makanan terlalu banyak dalam mulutnya bisa bikin dia muntah.
Mengajari anak makan sendiri seharusnya mulai dikenalkan sejak anak masih kecil, idealnya bahkan sejak anak sudah bisa memegang barang sendiri. Namun, perkerjaan tersebut memang gampang-gampang susah, perlu perhatian dan kesabaran yang lebih besar.
Tulisan berikut bukannya bermaksud menggurui Anda para orang tua dalam mengajari anak untuk makan sendiri, melainkan sekadar berbagai cerita bagaimana kami mengajari anak kami makan sendiri.
Menumbuhkan Rasa Senang Makan
Ime seperti halnya bocah kecil lainnya memang pernah memiliki masalah enggan makan. Namun dengan ketelatenan dan cari info sana-sini akhirnya masalah tersebut dapat diatasi dan sekarang boleh jadi ia doyan makan. Untung saja tubuhnya gak melar karena jumlah makannya yang lumayan banyak 🙂 Sifat mudah makan inilah yang selanjutnya menjadi dasar baginya untuk makan sendiri. Bagaimana dia mau belajar makan sendiri bila tidak memiliki nafsu makan. Di lain kesempatan saya akan coba membagikan bagaimana mengajak anak doyan makan 🙂
Tawari Jangan Dipaksa
Sejak usia 2 tahun Istri saya kadang menawari Ime makan sendiri namun tanpa pernah memaksanya bila dia lebih memilih disuapi. Hal ini berguna agar Ime memiliki keinginan untuk makan sendiri karena dia memang ingin bukan karena paksaan atau menjadi sama seperti saudara-saudaranya yang sudah bisa makan sendiri atau karena iming-iming hadiah.
Berpikir Bahwa Dia Masih Belajar
Saat-saat awal Ime belajar makan sendiri tentu merupakan hal menyenangkan bagi Ime namun tidak bagi orang tua. Dan itulah yang kami alami, bukan hanya meja dan baju yang kotor kena makanan yang tumpah, lantai pun juga kotor karena Ime kadang berjalan-jalan kesana kemari. Belum lagi masalah dia hanya makan lauk dan sayuran yang ia suka saja dan sedangkan nasinya cuma sedikit. Namun semua masalah itu harus kami hadapi dan berpikir bahwa dia masih belajar.
Dampingilah
Kami selalu mendampingi dan tidak jemu-jemu menasihati ini itu ketika dia belajar makan sendiri. Bila makannya belum kenyang maka kamipun akan langsung menyuapi dia. Sekali lagi kami menganggap Ime baru belajar dan memerlukan pendampingan yang disertai dengan kesabaran.
Pendampingan dan kesabaran inilah yang diperlukan dalam mengajari anak untuk belajar makan sendiri. Pendampingan saat dia belajar dan mengarahkan bagaimana seharusnya makan yang benar. Sabar ketika sikapnya tidak sesuai dengan harapan orang tua. Seiring dengan berjalannya waktu proses pendampingan dan kesabaran ini akan membuahkan hasil. Dan hal inilah yang kami rasakan pada anak kami. Walaupun belum sempurna benar, namun sekarang di usia yang mencapai 3 tahun 3 bulan lebih Ime sudah mampu makan sendiri bahkan meniup makanan bila dirasa masih panas. Saya percaya banyak orang tua yang lebih berhasil dalam mengajari anak untuk belajar makan sendiri di bandingkan saya. Oleh karena itu ayo kita berbagi.
Semoga pengalaman kami dapat menjadi inspirasi bagi Anda khususnya orang tua yang masih punya anak kuecil 🙂
saya masih belum punya anak,,,! -_-”
salam kenal aja mass…!!!! 😀
Gpp, bisa buat bekal bila nanti sudah punya anak, salam kenal juga 🙂
wah , itu emang penting yah , buat anak anak kita , agar nggak slalu manja kalau makan.? 🙂