Ada dua tipe orang yang berkaitan dengan masalah pekerjaan. Satu tipe pengusaha yang lain tipe karyawan. Detailnya tipe pengusaha ialah mereka yang mampu menciptakan dan mengembangkan peluang kerja sendiri. Sedangkan tipe karyawan ialah mereka yang merasa nyaman dan sukses bila ikut bekerja dengan orang lain.
Berdasarkan pengamatan pribadi, saya menemukan mereka yang tinggal di desa lebih memiliki mental sebagai pengusaha dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan.
Hal ini dapat dimaklumi sebab orang-orang desa biasanya berprofesi sebagai pekerja tanah sendiri. Mereka mencari nafkah dengan mengolah tanahnya sendiri. Mereka yang tidak punya lahan atau enggap bekerja di lahan biasanya memilih untuk merantau ke kota lain bahkan keluar pulau Jawa.
Kurangnya pendidikan tentu saja membuat mereka sulit untuk diterima di perusahaan yang besar. Tapi karena sejak kecil mereka dibiasakan untuk berusaha mandiri maka ditempat baru tersebut mereka pun juga berusaha menciptakan lapangan kerja sendiri. Misalnya jualan bakmi, jualan bakso, atau mendirikan warung makan.
Di desa tempat saya tinggal (Balesari, Mulur, Bendosari, Sukoharjo), beberapa perantau berhasil meraih kesuksesan hanya dengan modal menjadi penjual kecil-kecilan.
Semangat untuk berusaha mandiri inilah yang jarang dilihat oleh masyarakat perkotaan. Akibatnya mereka juga enggan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Mereka lebih nyaman ikut orang lain.
Memang tidak semua masyarakat kota memiliki mental karyawan. Beberapa telah keluar dari sarangnya dan berani ambil resiko untuk berusaha. Namun demikian, masih banyak yang merasa nyaman bekerja pada orang lain dan langsung kebingunan ketika kena PHK.
Semangat yang dimiliki oleh masyarakat desa inilah yang seharusnya dapat memotivasi kita untuk ikut menciptakan peluang kerja sendiri daripada terus mengandalkan kantor. Ada begitu banyak usaha yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Modalnya cuma satu Keberanian!
perbedaan yang mencolok ya mas…
Hooh, aku merasakannya mas, semangat kerja masyarakat di pedasaan emang sudah mereka terapkan pada anak sejak kecil
saya sependapat dengan anda. Sayang nya saya punya suami yg bermental karyawan. Tdk mendukung “mimpi” saya untuk menciptakan peluang kerja baru buat menambah pundi2 penghasilan. Tp saya ga boleh menyerah ya…..? mesti semangat !