Mulai Punahnya Telepon Umum dan Wartel

Zaman aku SD – SMU dulu yang namanya telpon umum bagaimana jamur di musim penghujan. Hampir di setiap sudut kota tersedia telepon yang pemakaiannya memakai koin seratusnya ini. Kalau sulit menemukan coba ke kantor kelurahan, biasanya ada di situ. Pada awalnya dengan modal cepek bisa nelpon sampai puass eh 6 menitan, tapi lama-lama cuma bisa 1 menit doank.

Keberadaan telepon ini bukan hanya terbatas pada koin tetapi juga kartu pre paid. Saking ngetrendnya beberapa pihak justru bisa menjebol telpon ini alias menggunakannya dengan gratis.

Namun seiring perkembangan zaman keberadaan telepon umum mulai pudar dan digantikan dengan warung telepon alias wartel. Dalam waktu singkat bisnis wartel berkembang dengan pesat. Hampir di setiap penjuru kota dapat dengan mudah kita temui wartel.

Dan sekarang keberadaan wartel sudah mulai berkurang. Wartel-wartel yang dulunya bertebaran di mana-mana kini tinggal nama doank sedangkan mesin teleponnya sudah hilang. Mencari wartel saat ini bagaimakan mencari jarum ditumpukan kain.

Hal ini diduga disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang memiliki ponsel. Murahnya harga ponsel, kartu perdana, tarif telepon , dan teknologi sms merupakan alasan utama dibalik mulai tergusurnya wartel dan telepon umum. Bagaimanapun juga orang tentu memilih sms untuk memberikan khabar daripada harus keluar rumah dan mencari telepon umum.

Sebenarnya keberadaan telepon umum dan wartel masih dapat dipertahankan asalkan pihak telkomsel atau provider lainnya mau menseriusinya. Bagaimanapun juga orang yang gak punya ponsel atau telepon masih membutuhkan jasa ini untuk menghubungi pihak lain.

Selain itu harga telepon umum dan wartel yang lebih murah kalau telepon ke nomor lokal menjadi alasan tersendiri mengapa jasa ini masih layak dipilih.

Kira-kira 5 tahun lagi telepon umum dan wartel masih ada gak ya?

3 thoughts on “Mulai Punahnya Telepon Umum dan Wartel”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *