Dalam beberapa hari terakhir media massa di seluruh penjuru dunia banyak yang memberitakan aksi penyerangan bangsa Israel ke wilayah jalur Gaza, tempat bermukimnya rakyat Palestina. Reaksi masyarakat pun beragam, ada yang mengecam tapi ada juga yang mendukung.
Di Indonesia sendiri, beberapa elemen masyarakat turun ke jalan mengutuk keras aksi yang telah menewaskan lebih dari 500 orang Palestina ini. Beberapa pihak juga mulai membuka posko bantuan untuk disalurkan ke masyarakat Palestina sedangkan pihak lain membuka pendaftaran jihad untuk melawan bangsa Israel di Palestina. Sedangkan pemerintah sendiri juga telah mengirimkan bantuan medis ke Palestina.
Maraknya ajakan untuk bersolidaritas terhadap masyarakat Palestina ini tentu saja dipertanyakan motivasinya oleh beberapa pihak. Kalau menolong orang kenapa harus jauh-jauh ke Palestina? Bukannya di bagian lain wilayah negara ini masih ada yang perlu ditolong? Kalau mau menolong kenapa tidak ke Manokwari, mereka pasti juga membutuhkan bantuan setelah terkena bencana gempa bumi.
Alasan utama solidaritas ini biasanya karena persamaan agama. Dengan demikian sah kalau umat Islam mengajak sesama umat Islam untuk menolong sesamanya. Masalahnya kalau memang alasan agama bukankah masih banyak umat Islam di Indonesia yang masih hidup sengsara bahkan mengalami penindasan?
Entahlah, saya sendiri juga tidak tahu kenapa mereka rela jauh-jauh merawat rumput tetangga padahal rumput di rumah sendiri masih banyak yang layu. Mungkin karena serangan Israellah yang memotivasi mereka untuk menolong. Bagaimanapun juga negera Israel, Amerika Serikat dan beberapa negara barat lainnya sudah mereka cap sebagai negara teroris sebenarnya.
Memang kegiatan menolong rakyat Palestina bukanlah sesuatu yang salah. Tindakan pemerintah dengan mengirimkan tenaga medis ke Palestina dan mengupayakan perdamaian antara kedua negera patut diacungi jempol. Hanya saja motivasi yang digunakan seharusnya bukan solidaritas karena sesama agama melainkan sesama manusia.
Dengan menempatkan perasaan solidaritas karena sesama manusia akan membuat kita memiliki kepekaan menolong siapa saja tanpa memandang latar belakang orang tersebut. Semoga saja maraknya posko bantuan untuk masyarakat Palestina ini bisa lebih didasarkan pada solidaritas sebagai sesama umat manusia.
kalo saiia pribadi sih berdasarkan kedua-duanya om, baik itu faktor kemanusiaan ataupun agama. 🙂
2 2nya sih.. tapi menurut saya.. lebih dominan kemanusiaan kasusnya
itu tergantung TV yang siarkan bagaimana, arahnya kemana.
kalau mau berpikir jernih, agama pasti tidak diikut serta dalam keputusan ini, sudah pasti Nilai kemanusiaan yang akan diunggulkan. karena agama pasti mendukung kita untuk tidak mengedepankan nilai kemanusiaan juga
Kalau faktor agama menjadi sah untuk dikedepankan, maka sah juga menolong dengan alasan satu suku, etnis, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dll