7 Langkah Sederhana Agar Anak Suka Makan Sayur

Saya mungkin termasuk orang tua yang beruntung karena Ime anak kami suka sekali makan sayur. Ia tetap bisa makan dengan lahap walau cuma dengan sup, bayam, atau sayuran lain asalkan dimasak sesuai dengan kemampuan dia mengunyah dan tentu saja ‘enak’ rasanya. Bahkan dia juga sudah punya masakan favorit yaitu oseng-oseng kangkung. Hal ini tentu saja membanggakan karena anak biasanya susah kalau disuruh makan sayuran. Padahal sayuran sangatlah bermanfaat bagi perkembangan si kecil.

Namun, sebagai orang tua saya yakin kegemaran Ime terhadap sayuran ini tidak datang begitu saja melainkan telah dilatih sejak dia masih bayi yang baru bisa menangis. Berikut tips atau langkah sederhana untuk mengajari anak Anda suka makan sayur. Tips ini berdasarkan pengalaman kami dalam mengasuh si buah hati

1. ASI yang Penuh Sayuran
Selain untuk memperlancar ASI, orang tua yang banyak mengkonsumsi sayuran hijau saat sedang menyusui secara tidak langsung juga telah memperkenalkan dan membiasakan si kecil dengan sayuran. Hal ini berasal dari ‘rasa’ ASI yang penuh dengan rasa sayuran. Dengan demikian ketika si kecil bisa makan sendiri, dia tidak ‘kaget’ dengan rasa sayuran. Hal ini tentu berbeda dengan susu formula yang ‘rasa’ semua merk hampir seragam.

2. Makan Sayur Sejak Sudah Bisa Makan
Perkenalkan si kecil terhadap sayuran sejak pertama kali dia bisa makan. Jangan membiasakan si kecil dengan bubur instan. Buatkan nasi tim atau bubur nasi dan berilah kuah sayuran. Cara lain blender nasi dengan sayuran seperti wortel, bayam atau brokoli. Dengan cara ini maka si kecil diharapkan sudah tidak ‘alergi’ terhadap rasa sayuran ketika mereka sanggup mengunyah makanan keras.

3. Sesuaikan dengan Kemampuan Mengunyah
Sayuran memang empuk, lebih empuk dari daging ayam, namun orang tua juga harus ingat bahwa kemampuan mengunyah bayi 1 tahun tentu berbeda dengan anak kecil usia 3 tahun. Anak dapat saja menolak makan sayur karena ia sering tidak mampu mengunyah sayuran. Oleh karena itu masaklah sayuran sampai empuk atau potong kecil-kecil untuk anak seusia 1 tahun. Seiring bertambahnya usia dan gigi sesuaikan cara pengolahan sayuran tersebut.


Credit: kitabmasakan.com

4. Berkreasilah dalam Memasak
Bukan hanya anak, orang dewasa pun tentu juga akan bosan bila masakan yang dihidangkan hanya itu-itu saja, oleh karena itu berkreasilah dalam memasak. Bila hari ini telah memasak sop biasa, esuknya kalau masih tetap memasak sop pakailah makroni. Lain hari masak brokoli dengan ditambahi telur. Selain berkreasi, cobalah untuk mengetahui kegemaran anak, terutama sayuran yang menjadi kesukaan anak.

5. Ajak Anak Ikut Memasak
Ajaklah anak untuk ikut memasak walaupun mereka baru bisa mengobrak-abrik masakan yang ada. Anak biasanya akan bangga bila bisa membantu orang tuanya dan menikmati apa yang mereka anggap jerih payah mereka. Perkenalkan juga mereka terhadap sayuran dan juga kasiatnya. Ungkapan seperti sayuran ini akan membuat matamu indah, sayuran ini membuat kamu kuat atau cantik bisa memicu anak untuk memakan sayuran tersebut.

6. Jangan Hanya Menyuruh tetapi Berikan Contoh
Anak suka sekali meniru orang tuanya. Bila anak melihat orang tuanya suka makan sayur otomatis anak juga akan ikut suka makan sayur. Sebaliknya bila orang tuanya cuma bisa menyuruh tanpa pernah mau menjadi contoh akan sama seperti menegakkan benang basah.

7. Jangan Menyerah
Anak tidak secara otomatis selalu mengikuti keinginan orang tuanya. Jadi, jangan menyerah bila anak tetap enggan makan sayur walaupun kita sudah mencoba berbagai macam cara. Terus berusaha dan mencari masukan dari orang-orang terdekat adalah kuncinya. Bayangkan bagaimana jadinya bila saat dewasa nanti anak kita benar-benar anti sayuran.

Saya berharap tips sederhana tersebut dapat berguna bagi Anda. Bila Anda memiliki tips atau langkah praktis lainnya agar si buah hati suka makan sayur, mari berbagi!

4 thoughts on “7 Langkah Sederhana Agar Anak Suka Makan Sayur”

  1. Pingback: 7 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Anak | /Hardono ada di sini

  2. Pingback: 7 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Anak | Ragazi Health

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *