“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” (Matius 5:13)
Suatu hari teman saya menceritakan kebiasaan pimpinannya yang suka mengkritik dan membicarakan keburukan karyawannya kepada karyawan yang lain. Di sisi lain rekan-rekan sekerjanya juga sering membicarakan keburukan pimpinan mereka. “Bagaimana denganmu,” tanya saya. Dengan jujur ia mengatakan bahwa pada awalnya ia juga suka ikut mengkritik tapi kemudian ia sadar bahwa hal itu bukanlah kebiasaan yang baik. “Sekarang aku mendorong mereka untuk menyatakan pendapatnya di hadapan pimpinan dan bukan hanya sekadar mengkritik di belakang saja.”
Tanpa disadari, kebiasaan yang terjadi di lingkungan kerja akan turut mempengaruhi tingkah laku kita. Kebiasaan memberikan semangat dan tolong-menolong akan mempengaruhi kita untuk ikut memberikan semangat dan dengan mudah menolong rekan yang membutuhkan. Sebaliknya bila rekan-rekan kita senang membicarakan kejelekan rekan yang lain maka hal itu juga dapa mempengaruhi sikap kita terhadap karyawan yang lain.
Bila kebiasaan tersebut baik tentu tidak ada salahnya untuk diikuti tapi lain persoalannya bila yang dihadapi adalah kebiasaan buruk. Kita tidak hanya tidak boleh mengikuti kebiasaan tersebut tetapi justru harus dapat mempengaruhi agar kebiasaan tersebut tidak dilakukan lagi.
Hal ini sesuai dengan posisi kita sebagai garam dan terang dunia yang harus dapat memberikan rasa kebenaran Firman Tuhan dan memancarkan kasih Allah di sekeliling kita. Sebagai garam dan terang tentunya kita harus mampu mempengaruhi lingkungan di tempat kita bekerja agar menjadi lebih baik. Sebab jika kita ikut terpengaruhi maka kita kita sama dengan garam yang tawar dan terang di kolong tempat tidur. Alias tidak lagi berguna.
“Jangan terpengaruh oleh hal buruk tetapi pengaruhilah orang dengan hal baik”
Bacaan: Matius 5:13-16
- “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
- Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
- Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
- Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Nice post.
Setuju sekali… seharusnya memang dimanapun kita berada atau berusaha kita harus terus menjadi garam dan terang dunia. Termasuk melalui internet… yah kan?
Mari kita berikan yang terbaik kembali.
GBU!
tulisan yg cukup dalam 🙂