Menjadi Orang Tua Tunggal – Hari 1

Berhubung istri saya harus mengikuti rapat kerja kantor selama 2 hari 1 malam di luar kota maka secara otomatis saya menjadi orang tua tunggal untuk Aimee. Ini sebenarnya bukan hal yang baru sebab saya terbiasa menjadi orang tua tunggal seharian, dari pagi – sore, yaitu ketika istri sedang bekerja. Namun, memang baru pertama kali ini saya ‘ngopeni’ sang buah hati dari pagi sampai besok sore tanpa pendampingan ibunya. Dan mungkin karena terbiasa itulah saya justru tidak merasakan kuatir atau susah bila Ime rewel. Saya justru yakin bahwa hal ini akan berjalan seperti biasanya, bedanya waktunya menjadi orang tua tunggal lebih lama.

Langkah pertama yang saya ambil ialah mengajak Ime ke rumah neneknya di Solo. Sebenarnya, saya justru merasa bisa lebih santai bila saya hanya berdua dengan Ime tetap di rumah Sukoharjo. Dengan hidup berdua, kemungkinan Ime rewel lebih kecil, selain itu kalau saya mau istirahat sebentar (bahasa halusnya tidur) pun dia juga tidak akan protes. Tapi berhubung Ime jarang menginap di Solo maka saya mantabkan untuk membawa Ime menginap di Solo. Alasan lainnya biar neneknya yang sedang menderita diabetes merasa bahagia.

Tidak ada strategi atau rencana khusus yang saya persiapkan, semuanya normal seperti biasanya saya mengasuh Ime atau saat Ime berada di Solo. Hal yang perlu saya jaga ialah rasa lapar, capek, atau jengkel karena tidak ada teman. Kalau sampai hal itu terjadi wah bisa bahaya. Hal ini adalah hal yang sangat sederhana namun cenderung dilupakan oleh orang tua saat mengasuh anaknya.

Sementara jauh hari sebelumnya istri sudah memberitahu Ime kalau nanti Mama akan pergi ke Tawangmangu dan menginap di sana. Walau awalnya Ime tidak bisa menerima hal ini namun lama-lama ia bisa memahami juga. Ia bahkan memilih sendiri untuk menginap di rumah neneknya di Solo ketika mama di Tawangmangu.

Bahkan saat hari H ia begitu antusias bangun pukul 4.30 dari biasanya pukul 6.00. Ia ikut sibuk mempersiapkan baju dan perlengkapan yang akan ia bawa ke rumah neneknya.

Sebelum ke rumah nenek, saya dan Ime mengantar Istri ke kantor terlebih dahulu untuk absen. Lalu kami sarapan di warung makan di dekat UNS. Ime sangat suka ke warung makan tersebut, bukan karena makanannya enak namun karena ia dapat membeli minuman teh botol green tea kesukaannya. Sementara kalau soal makan, ia cuma habis sekitar 10 suapan saja. Tapi bagi kami itu sudah cukup untuk mengganjal perutnya.

Selesai mengantar kembali istri ke kantor, saya dan Ime langsung menuju ke rumah nenek. Sebelum sampai, mampir dulu membelikan jajanan buat Ime. Ini untuk jaga-jaga agar di rumah neneknya ia tidak kelaparan. Jajanan nya pun juga tidak sembarangan. Maksudnya bukan harus harga mahal, melainkan yang jelas ada nilai gizi dan tidak menyebabkan sakit. Selesai jajan, kami benar-benar ke rumah nenek.


Ime main Balok

Seperti biasanya, bila berada di rumah neneknya, Ime selalu main, mainan papanya waktu kecil, yaitu balok-balok rumah. Sedari kecil Ime memang kami berikan mainan edukasi yang bertujuan untuk mengasah kreativitasnya. Oleh karena itu dalam pertumbuhannya ia sangat senang sekali dengan mainan seperti puzzle, balok, donat susun, dan mainan edukasi lainnya yang sesuai dengan ukuran dia. Bila biasanya saya selalu menemani dia bermain, untuk kali ini saya membiarkan dia bermain sendiri biar dia bisa berkreasi sendiri. Hasilnya Ime lebih mudah marah-marah ketika gagal menyusun balok hehehe.


Ime naik Kereta

Malam harinya saya mengajak Ime dan tentu saja neneknya untuk jalan-jalan di salah satu supermarket di kota Solo. “Ime mau mandi bola,” demikian jawabnya saat ditanya oleh neneknya. Yup, akhir-akhir ini Ime memang baru menikmati permainan mandi bola dan juga outbond dalam ruangan seperti yang disediakan oleh beberapa supermarket atau mall. Pulang dari supermarket, masih seperti biasa, Ime langsung antusias ketika diajak makan malam. Ia memilih untuk makan ayam goreng. Tapi jangan salah, bukan sembarang ayam goreng yang ia pilih. Ia lebih suka makan kepala ayam atau bebek soalnya suka makan otaknya 🙂

Selesai makan kami pun pulang ke rumah. Saya biarkan Ime bermain sebentar sebelum akhirnya membujuk dia supaya mau tidur. Ibu menyuruh saya untuk mluruti kaki Ime soalnya tadi pasti capek ketika mandi bola. Dan sebagai anak yang taat, saya mematuhi saran tersebut 🙂 Setelah ngobrol-ngobrol sebentar akhirnya Ime pun tidur dengan pulas di rumah neneknya.

Saya bangga denganmu Nak 🙂

1 thought on “Menjadi Orang Tua Tunggal – Hari 1”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *